Senin, 08 November 2010

Estadio de Bojonegoro

Senin, 08 November 2010 0

Kamis, 28 Oktober 2010

Jamu Bontang FC, Persibo Main Di Bojonegoro?

Kamis, 28 Oktober 2010 0
Stadion Letjen H Soedirman Bojonegoro kemungkinan besar sudah siap digunakan.




Manajemen Persibo Bojonegoro tengah berancang-ancang untuk bisa memakai stadion kebanggannya, Stadion Letjen H Soedirman Kota Bojonegoro.
Bahkan, secara resmi manajemen yang dikepalai Letkol Infa Taufiq Risnendar sudah melayangkan surat ke Badan Liga Indonesia (BLI).

Dalam surat tersebut, manajemen ingin pertandingan saat melawan Bontang FC (11/11) dan Persisam (14/11) bisa digelar di hadapan publik Kota Ledre.

Kabar yang diperoleh GOAL.com Indonesia, Kamis (28/10), menyebutkan, pada 6 November mendatang empat titik tiang lampu sudah terpasang. Masing-masing titik akan ada 20 lampu yang baru terpasang, dan menyisakan 18 pasang di tiap titiknya. Sebab, Pemkab Bojonegoro rencananya akan memasang 38 lampu di masing-masing titik.

“Jika dibandingkan dengan lapangan peserta Superliga 2010/11, maka jumlah tersebut sudah layak,” terang Taufiq.

Menurutnya, jumlah satu tiang ada 20 lampu, sama seperti yang terpasang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, atau kandang Arema FC. “Sejauh ini, respon dari BLI cukup bagus dan kami ingin ada verifikasi ulang secepatnya,” tambahnya.

Dengan begitu, kepastian bisa segera didapatkan dan masyarakat Kabupaten Bojonegoro bisa mendapatkan keuntungan dari laga kandang tersebut.

“Kita akan menyambutnya dengan sangat senang, jika BLI segera mengabulkannya,” sambungnya.

Sebab, laga kandang yang selama ini digelar di Kota Kediri membuat manajemen merugi cukup besar. Setiap laganya, kurang lebih Rp 150 juta kerugian yang diderita panpel.

“Jika terus seperti ini, maka keuangan Persibo bisa tidak sehat,” terangnya.

Selain keberadaan lampu yang pada 6 November malam akan dicoba, persiapan lain saat ini tengah memasuki finishing. Seperti penambahan tempat duduk di tribun, AC di masing-masing ruangan dan persiapan lain.

Senin, 09 Agustus 2010

lotto [apparel resmi Persibo]

Senin, 09 Agustus 2010 0
Beberapa waktu lalu lotto produsen alat olahraga kenamaan asal italia menjalin kontrak kerjasama dengan Persibo Bojonegoro....
Coba kalian tebak akan seperti apa jersey Persibo nanti
Dibawah ini contoh jersey klub2 eropa 200/11 yang baru

FIORENTINA "ITALIA"


DEPORTIVO LA CORUNA "SPANYOL"



NICE "PRANCIS"



BARNSLEY "INGGRIS"



SOCHOUX "PRANCIS"


QUINN PARK RANGERS "INGGRIS"



BORUSSIA MOENCHENGGLADBACH "JERMAN"

Minggu, 08 Agustus 2010

Hadapi Piala Gubernur, Libur Dikurangi

Minggu, 08 Agustus 2010 0
BOJONEGORO – Jatah libur para pemain Persibo Bojonegoro diperpendek. Itu sebagai bentuk persiapan untuk terjun ke Piala Gubernur Jatim IX yang bakal digelar mulai 21 Agustus mendatang.

”Kalau rencana awal, libur awal puasa akan saya buat seminggu,” kata pelatih Persibo, Sartono Anwar.

Dia menuturkan, karena adanya Piala Gubenur itulah akhirnya ada perubahan rencana dan jadwal latihan. Mantan pelatih timnas Indonesia itu menjelaskan, untuk libur awal puasa sendiri dimulai kemarin pagi. Sementara pada Jumat sore (13/8) para pemain sudah akan mulai latihan rutin kembali. ”Jadi liburnya hanya lima hari,” tuturnya.

Mengenai persiapan untuk terjun di Piala Gubernur, Sartono memastikan Persibo tidak ada masalah. Bahkan, ajang tahunan tersebut bakal dimanfaatkan untuk melengkapi skuadnya karena akan banyak pemain seleksi yang diterjunkan. Dia juga bakal menerjunkan sejumlah pemain muda Bojonegoro dalam ajang tersebut. ”Kalau nggak ada, tentu kami akan pakai pemain yang ada termasuk pemain magang dan hasil binaan kompetisi internal,” ungkapnya.

Sartono berharap dalam beberapa hari kedepan Persibo sudah bisa menambah pemain. Namun, dia enggan menjelaskan pemain yang dimaksud.

Mantan arsitek PSIS Semarang itu merasa diuntungkan dengan dekatnya Piala Gubernur. Alasannya, sejumlah pemain yang kini sudah resmi direkrut mayoritas merupakan pemain lama Persibo saat di Divisi Utama. ”Jadi mereka masih solid. Kalaupun ada perubahan ya satu dua pemain,” kata dia.

Meski ada jatah libur, namun para pemain tak bisa berleha-leha. Sebab, Sartono memberikan menu latihan pengganti untuk dilaksanakan di rumah sehingga saat kembali latihan nanti kondisi para pemain masih terjaga. ”Dan puncaknya saat Piala Gubernur mereka sudah siap,” imbuhnya.

Dalam ajang Piala Gubernur tahun ini, Persibo masuk Grup D bersama Persik Kediri, Mojokerto Putra, dan Persekam Metro FC Malang.

Minggu, 25 Juli 2010

ULTRAS !!!!

Minggu, 25 Juli 2010 0

"As an ultra I identify myself with a particular way of life. We are different from ordinary supporters because of our enthusiasm and excitement. This means, obviously, rejoicing and suffering much more acutely than everybody else"

Nukilan kalimat dari seorang anggota Brigate Rossonere, salah satu ultras AC Milan, membantu kita untuk mengenali fenomena ultras. Ultras bukanlah sekadar kumpulan suporter (tifosi) biasa melainkan kelompok suporter fanatik nan militan yang mengidentifikasikan secara sungguh-sungguh dengan segenap hasrat dan melibatkan dengan amat dalam sisi emosionalnya pada klub yang mereka dukung.

Ultras mempelopori suporter yang amat terorganisir (highly organized) dengan gaya dukung 'teatrikal' yang kemudian menjalar ke negara-negara lain. Model tersebut sekarang telah begitu mendominasi di Prancis, dan bisa dibilang telah memberi pengaruh pada suporter Denmark 'Roligans', beberapa kelompok suporter tim nasional Belanda dan bahkan suporter Skotlandia 'Tartan Army'.

Model tersebut masyhur karena menampilkan pertunjukan-pertunjukan spektakuler meliputi kostum yang terkoordinir, kibaran aneka bendera, spanduk & panji raksasa, pertunjukan bom asap warna-warni, nyala kembang api (flares) dan bahkan sinar laser serta koor lagu dan nyanyian hasil koreografi, dipimpin oleh seorang CapoTifoso yang menggunakan megaphones untuk memandu selama jalannya pertandingan.

Dalam tradisi calcio, ultras adalah "baron" dalam stadion. Mereka menempati dan menguasai salah satu sisi tribun stadion, biasanya di belakang gawang, yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan curva. Ultras tersebut menempati salah satu curva itu, baik nord (utara) atau sud (selatan), secara konsisten hingga bertahun-tahun kemudian. Utras dari klub-klub yang berbeda ditempatkan pada curva yang saling berseberangan. Selain itu, berlaku aturan main yang unik yaitu polisi tidak diperkenankan berada di kedua sisi curva itu.

Kelompok Ultras yang pertama lahir adalah (Alm.) Fossa dei Leoni, salah satu kelompok suporter klub AC Milan, pada tahun 1968. Setahun kemudian pendukung klub sekota sekaligus rival, Internazionale Milan, membuat tandingan yaitu Inter Club Fossati yang kemudian berubah nama menjadi Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurra). Fenomena ultras sempat surut dan muncul lagi untuk menginspirasi dunia dengan aksi-aksi megahnya pada pertengahan tahun 1980-an.

Fenomena ultras sendiri diilhami dari demontrasi-demontrasi yang dilakukan anak-anak muda pada saat ketidakpastian politik melanda Italia di akhir 1960-an. Alhasil, sejatinya ultras adalah simpati politik dan representasi ideologis. Setiap ultra memiliki basis ideologi dan aliran politik yang beragam, meski mereka mendukung klub yang sama. Ultras memiliki andil "melestarikan" paham-paham tua seperti facism, dan komunism socialism.

Mayoritas ketegangan antar suporter disebabkan oleh perbedaan pilihan ideologis daripada perbedaan klub kesayangan. Untungnya, dalam tradisi Ultras di Italia terdapat kode etik yang namanya Ultras codex. Salah satu fungsi kode etik itu "mengatur" pertempuran antar ultras tersebut bisa berlangsung lebih fair dan "berbudaya". Salah satu etika itu adalah dalam hal bukti kemenangan, maka bendera dari ultras yang kalah akan diambil oleh ultras pemenang. Kode etik lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi itu mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.

Dewasa ini, ultras kerap dipandang sebagai lanjutan atau warisan dari periode ketidakpastian dan kekerasan politik 1960-an hingga 1970-an. Berbagai kesamaan pada tindak tanduk mereka disebut sebagai bukti dari sangkut paut ini. Kesamaan-kesamaan itu tampak pada nyanyian lagu - yang umumnya digubah dari lagulagu komunis tradisional - lambaian bendera dan panji, kesetiaan sepenuh hati pada kelompok dan perubahan sekutu dengan ultras lainnya, dan, tentunya, keikutsertaan dalam kekacauan dan kekerasan baik antara mereka sendiri dan melawan polisi!

Bentrok dengan polisi menjadi salah satu tabiat asli ultras. Bagi ultras, polisi adalah hal yang diharamkan alias A.C.A.B (All Cops Are Bastar*s). Sebulan sebelum Sandri terbunuh, muncul klaim dari pihak polisi yang menyatakan bahwa tak kurang dari 268 kelompok ultra dengan aspirasi politik, semuanya memiliki semangat kebencian pada polisi. Selain itu, masih menurut polisi, mayoritas kelompok tersebut berhubungan dengan gerakan ekstrim kanan yang fasis.

Tak hanya polisi, manajemen klub, staff pelatih dan bahkan pemain juga pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari ultras. Beberapa kelompok Ultras dalam menjamin dukungannya (terutama dalam pertandingan tandang), memaksa klub untuk memberi jatah tiket gratis, keuntungan perjalanan, dan bahkan hak atas merchandise. Ketegangan dengan pihak klub kerap berujung boikot dukungan pertandingan di kandang.

Pelatih atau manajer yang mundur (bukan karena dipecat manajemen klub) biasanya adalah produk dari tekanan ultras. Dari pihak pemain, Christian "Bobo" Vieri pernah mengalami teror fisik dari ultras Inter, termasuk dirusaknya salah satu properti bisnisnya, karena dianggap berkurang kadar loyalitasnya pada tim.

Dengan kemegahan dan kesuramannya ultras adalah fenomena khas Italia, representasi masyarakat Italia, dan identitas calcio. Seperti halnya kualitas Lega Serie A yang menjadi kiblat dunia sepak bola, seperti sistem catenaccio yang mengilhami banyak pelatih di dunia, maka aksi ultras di stadion pun menjadi rujukan dan referensi bagi suporter-suporter negara lain, termasuk kelompok suporter di Indonesia.

Tak bisa dipungkiri aksi-aksi kreatif kelompok suporter di Indonesia ini mengadopsi gaya suporter luar negeri. Meski di kemudian hari, terjadi proses kreatif dengan lebih banyak menampilkan produk budaya lokal. Suporter luar negeri yang menginspirasi itu bisa dari Barras Bravas (Argentina/Amerika Latin), Roligan (Denmark), Tartan Army (Skotlandia) dan tentunya Italian Ultras!

Cerita tentang bubarnya FDL
Di sepakbola Italia, Ultras dikenal sebagai Tuhan didalam stadion, merekalah yang berkuasa. Biasa bertempat di tribun di belakang garis gawang, dimana di tribun tersebut memiliki kekhususan, yaitu polisi tidak diperkenankan berada di tribun ini atau muncul masalah. Seperti kita lihat pada partai derby, Roma - Lazio, dimana ultras dapat membatalkan pertandingan dengan isu ada anak kecil yang ditembak polisi.

Di Italian ultras ini, mereka memiliki tradisi, yaitu pertempuran antar grup ultras, artinya sah-sah aja kalo salah satu grup ultras berkelahi dengan grup ultras lainnya, dan sebagai bukti kemenangan, maka bendera dari grup ultras yang kalah akan diambil oleh sang pemenang. Kode etik dari ultras lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi ini mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.

Hal inilah yang membuat salah satu grup ultras Milan yaitu Fossa Dei Leoni (FDL) dinyatakan bubar, karena menjelang pertandingan Milan melawan Juventus beberapa musim yang lalu, seorang tifosi garis keras Milan melambaikan bendera Viking Juve.

Dalam tradisi ultras Italia, apabila ada grup tifosi lain yang memiliki flags dari musuhnya, maka berarti bahwa grup tifosi tersebut berhasil menaklukan atau mempermalukan musuhnya tersebut, tetapi ada syaratnya, bendera tersebut bukan diperoleh dari dicuri, atau diambil tanpa sepengetahuan grup ultras lawan tersebut melainkan harus dari open fight.

Masalah timbul, karena tifosi FDL ini memperoleh bendera Viking JUVE bukan dari open fight, melainkan dari menemukan di jalan. Viking JUVE tidak terima dengan hal tersebut, sehingga mereka mencegat tifosi Milan di Eindhoven setelah partai liga Champions PSV - Milan, mereka mencegat dengan menggunakan senjata tajam dan berhasil merebut bendera FdL.

Timbul masalah, karena hal tersebut, FDL lapor polisi, padahal dalam kode etik italian ultras, polisi adalah hal yang di haramkan alias A.C.A.B (All Cops Are Bastar*s). FdL semakin mendapat tekanan dari grup tifo Milan yang lainnya, seperti Brigate Rossonere, sehingga grup tifosi tertua ini (1968) menyatakan mundur dan membentuk grup baru yaitu Guerrieri Ultras. Banyak yang bilang, bubarnya FdL juga disebabkan konflik internal, selama ini FdL lah yang berada di belakang aksi koreografi tifosi Milan, BRN ingin mengambil peran itu.

Kekerasan juga menjadi hal yang buruk dalam sejarah ultras di Italia, tetapi diluar itu, mereka juga memiliki kode etik tersendiri dalam kehidupannya. Biasanya grup ultras akan bertempat di suatu tribun di stadion di Italia, dan dipimpin oleh seseorang yang disebut CapoTifoso. Masalah timbul apabila ada seseorang (diluar grup ultras) yang telah memiliki tiket resmi, dan sudah antri untuk masuk ke tribun yang kebetulan ditempati ultras dan mendapat tempat yang nyaman, tetapi ketika grup ultras masuk, maka orang tersebut akan diusir dari tempat duduknya, memang tidak fair. Seorang CapoTifoso juga memiliki kekuatan tersendiri di tribun tersebut, apabila ia
memerintahkan untuk melempar benda-benda kelapangan, maka akan dilemparkan
benda tersebut ke lapangan, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satupun tifosi yang berani melawannya.

http://www.ilovepss.com/

Sabtu, 10 Juli 2010

Stadion Letjen Soedirman Mulai Direhab

Sabtu, 10 Juli 2010 0

BOJONEGORO - Setelah sempat beberapa kali tertunda, Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro kemarin (10/7) akhirnya memulai renovasi dan rehab Stadion Letjen H Soedirman.

Sejak pagi beberapa pekerja bangunan mulai membongkar sebagian dinding ruangan yang ada di dalam stadion kebanggaan Bojonegoro itu. Sesuai rencana, ada beberapa ruang yang akan diperlebar karena fungsinya berubah. ''Sebelum kompetisi superliga dimulai sudah akan selesai,'' kata kepala Dinas Pekerjaan Umum, Andi Tjandra.

Dia menjelaskan, untuk tahap awal ini pengerjaan meliputi pengadaan ruang pengawas pertandingan (PP), ruang konferensi pers serta ruang untuk studio siaran langsung. ''Untuk ruang pengawas pertandingan akan memanfaatkan gudang dan tinggal menambah kamar mandi saja,'' tuturnya.

Sedangkan untuk ruang konferensi pers nantinya akan memanfaatkan sebelah selatan gerbang utama. ''Bagian loket akan dibongkar agar ruangannya lebih luas,'' kata dia.

Sisi utara pintu masuk juga akan dibongkar. Sebagian nantinya akan digunakan sebagai studio untuk siaran langsung. Sementara, ruang ganti pemain nanti masuknya tidak melewati pintu utama, namun akan dibuatkan pintu masuk sendiri. ''Sehingga pintu masuk tengah steril,'' terangnya.

Andi menambahkan, sebagai pengganti loket nantinya akan dibangun terpisah dari stadion. Menurut rencana, loket bakal ditempatkan di tepi jalan masuk menuju stadion.

Sementara itu, ketua pansus LKPJ Agus Susanto Rismanto mengatakan, pihaknya akan mengawal proyek renovasi stadion tersebut. ''Yang jelas rehab dan pemasangan lampu stadion harus sudah selesai sebelum ISL digelar. Itu memang janji eksekutif,'' tuturnya.

Datangkan Pemain Korsel Lagi


BOJONEGORO - Manajemen Persibo Bojonegoro bakal mendatangkan lagi pemain asing dari Korea Selatan. Minggu depan, pemain bersangkutan diharapkan sudah tiba di Bojonegoro guna dilihat kemampuannya.

''Untuk yang ini posisinya striker,'' kata asisten manajer Persibo, Imam Sardjono.

Dia menuturkan, agen pemain yang bersangkutan sudah menghubungi dan menyatakan akan mendatangkan minggu depan. Dari curiculum vitae yang diajukan, pemain tersebut mempunyai postur tinggi 178 centimeter dan berat badan 74 kilogram. Sementara usianya sekitar 26 tahun. ''Karena itu kita lihat saja nanti bagaimana,'' katanya

Mengenai dua pemain asing yang saat ini seleksi, dia mengatakan sudah berkomunikasi dengan pelatih. Intinya, Fortune Udo yang berposisi striker dan Kim Young Kwen yang berposisi gelandang bertahan masih akan dilihat kemampuannya. ''Pelatih ngomong masih butuh waktu beberapa hari lagi,'' tutur pengusaha saprodi itu.

Dikonfirmasi terpisah, pelatih Sartono Anwar mengaku sudah tahu rencana kedatangan pemain Korsel tersebut. Dia menyatakan memang membutuhkan pemain asing di posisi striker dan stopper.

Mantan pelatih PSIS Semarang itu mengakui saat ini kesulitan mencari pemain lokal berkualitas. Sebab, sebagian besar pemain lokal masih terikat kontrak dengan klub lamanya. ''Ini karena PSSI menerapkan aturan kontrak satu tahun,'' tuturnya.

Dan rata-rata pemain baru akan bebas kontrak setelah Juli atau Agustus. Karena itu, dia menuturkan untuk mencari pemain lokal masih sulit. ''Apalagi mendatangkan dan melihat kemampuannya,'' kata dia.

Hanya, pria yang identik dengan topi bareta itu enggan berbicara mengenai siapa saja pemain yang akan direkrut. Alasannya, ini masalah etika karena beberapa pemain incarannya masih terikat kontrak dengan klub lama. ''Kalau sudah datang saja nanti kan tahu,'' katanya.

Renovasi Stadion Molor, Pansus Kecewa


BOJONEGORO - Panitia khusus (pansus) DPRD Bojonegoro yang membahas LKPJ kecewa terhadap eksekutif setempat. Komitmen untuk segera merenovasi Stadion Letjen H Soedirman dinilai belum dijalankan. ''Ternyata kita ke sini masih belum ada apa-apa,'' kata Ketua Pansus LKPJ Agus Susanto Rismanto.

Dia kemarin (8/7) bersama sejumlah perwakilan komisi mengunjungi stadion yang ada di Jalan Lettu Suwolo tersebut. Agus menyatakan kecewa karena kesepakatan yang telah dibuat tidak dijalankan. ''Kemarin sudah nggak (merenovasi stadion) ini kami ke sini juga belum,'' keluhnya.

''Jika mereka mengolor-olor tentu kita bisa lebih lama lagi bahas LKPJ,'' imbuh Agus.

Untuk mendapatkan kepastian renovasi stadion, dia lalu menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Andi Tjandra. ''Ini saya baru menghubingi, katanya baru saja tunjuk rekanan untuk pelaksana,'' kata Agus kepada rekan-rekannya.

Sebelumnya, pansus LKPJ dan eksekutif sepakat stadion mulai direnovasi 8 Juli lalu. Namun, hingga kemarin renovasi itu belum dilakukan. ''Kita ke sini karena kita ingin terus mengawal pembangunan stadion,'' ujar Nuswantoro, wakil ketua komisi C DPRD Bojonegoro.

Dia menuturkan, Stadion Letjen H. Soedirman sangat dibutuhkan masyarakat. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PU Andi Tjandra menjelaskan bahwa kemarin pihaknya baru menunjuk rekanan yang akan mengerjakan proyek tersbeut. Rencananya hari ini rekanan tersebut dminta bekerja. ''Jadi baru besok (hari ini, Red),'' katanya.

Coret Tiga Pemain Seleksi


BOJONEGORO – Tiga pemain seleksi yang mengadu nasib di Persibo Bojonegoro dicoret. Mereka adalah mantan stopper Arema Malang dan Persija Jakarta Warsidi; mantan penggawa PON Jatim Firman Basuki yang berposisi sebagai gelandang sayap; dan Herry Yahya, mantan gelandang Persibom Bolaang Mongondow.

”Kemampuannya belum sesuai dengan yang kami butuhkan,” kata pelatih kepala Persibo Sartono Anwar.

Untuk dua pemain asing, striker asal Nigeria Fortune Udo dan gelandang bertahan asal Korea Selatan Kim Young Kwen, belum diputuskan direkrut atau tidak. Dua pemain itu masih diminta mengikuti seleksi agar bisa dipantau kemampuannya secara maksimal. ”Untuk dua pemain tersbeut saya masih perlu beberapa kali latihan guna memastikan layak atau tidak,” ujar Sartono.

Dia menuturkan, secara postur, dua pemain asing tersebut cukup ideal. Namun, secara skill, Sartono belum bisa memberikan penilaian. Dia membutuhkan waktu untuk bisa memberikan penilaian. ”Kalau tidak (bagus) ya kita minta pulang. Kalau memang bagus, tentu akan saya rekomendasikan untuk direkrut,” tuturnya.

Ayah dari pemain timnas Nova Arianto itu menjelaskan, secara umum dirinya sudah memiliki gambaran tentang tim Persibo ke depan. Dari nama-nama pemain yang direkomendasikan, sudah jelas kebutuhan pemain yang diperlukan. ”Intinya kita tinggal menambah saja,” imbuhnya.

Mengenai posisi pemain yang dibutuhkan, Sartono menyatakan dirinya membutuhkan pemain berposisi striker, tengah, dan belakang. ”Untuk striker dan belakang memang dibutuhkan asing,” katanya.

Karena itu, dia akan meminta manajemen Persibo merekrut dua pemain asing nonAsia dan dua pemain asing asal Asia. Sebab, hingga kini hanya Victor da Silva pemain asing yang direkomendasikan direkrut kembali. ”Kita lihat saja nanti bagaimana,” pintanya.

Matangkan Bentuk Tim Junior


BOJONEGORO – Pengcab PSSI Bojonegoro terus mematangkan rencana pembentukan tim junior dengan pelatih kepala Persibo Bojonegoro. Sejauh ini, pengcab sudah dua kali menghelat pertemuan bersama pelatih kepala Persibo, Sartono Anwar.

Sekretaris Pengcab PSSI Bojonegoro Ali Mahmudi mengungkapkan, pertemuan tersebut diikuti sejumlah bidang terkait, bukan keseluruhan. Intinya, dalam pola rekrutmen tim, baik untuk U-21, U-18, maupun U-15 akan dipandu langsung Sartono Anwar. Itupun sebelumnya harus diawali dengan pembentukan semacam pemandu bakat. “Begitu juga untuk pelatihnya, nanti juga akan dipilih oleh pak Sartono,” tegasnya.

Untuk tim U-21, lanjut dia, saat ini pembentukannya sedang berlangsung. Sementara untuk pemain U-18, nanti akan memanggil sejumlah pemain dari klub anggota kompetisi internal. “Ini sangat memungkinkan karena data base pemain sudah ada,” terang pria yang juga camat Kedungadem ini.

Sedangkan untuk tim U-15, masih ada dua wacana yang berkembang. Yakni, dengan menghidupkan kembali turnamen Dandim Cup setelah lebaran. Atau, masing-masing klub di Bojonegoro diminta mengirimkan nama pemain untuk kemudian diseleksi. Setelah semua pemain terkumpul, nantinya Sartono Anwar akan menunjuk pelatih dari lokal Bojonegoro untuk menangani tim tersebut. Pelatih tim akan diseleksi dengan berbagai model. “Ada yang berdasar prestasi saat menangani tim anggota kompetisi internal atau berdasar rangking saat mengikuti kursus kepelatihan,” imbuhnya. Saat ini pengcab masih melakukan pendataan pelatih untuk tujuan dimaksud.

Jumat, 11 Juni 2010

store 1949

Jumat, 11 Juni 2010 0
Boro Angel




Champion


depan


belakang


Cola


depan


belakang


Fanatik


depan


belakang


Flag


depan


belakang

Selasa, 01 Juni 2010

Persibo, Kisah Perlawanan terhadap Kemustahilan

Selasa, 01 Juni 2010 0
Oleh Mohammad Eri Irawan, Boromania, tinggal di Sukorejo, Bojonegoro

—Money doesn’t play football (Hristo Stoichkov)

Persibo Bojonegoro berhasil menggenggam gelar juara Liga Joss Indonesia. Sebuah kisah yang menyelamatkan sepak bola dari bahaya menjadi kebusukan abadi.

* * *



Sepak bola Indonesia telah dikafani. Saya, dan mungkin sebagian dari Anda, cemas mendengar berita buruk itu. Kabar kematian sepak bola ini memang sudah jadi rahasia umum karena serakan kecurangan yang panjang dan lebar. Musim ini, rangkaian kecurangan seolah menemukan puncak urakannya, semakin telanjang dan terus-terang. Kita menghadapi musuh yang mustahil dikalahkan: mafia PSSI.

Tipu muslihat berjejer: pertandingan yang diskenario, penalti rekayasa, peluit wasit yang tak lagi berguna. Jauh sebelum kompetisi rampung, tim-tim papan atas sudah ditentukan. Sang juara sudah dilantik sebelum peluit wasit disemprit.

Tapi Persibo menyelamatkan kita semua, menyelamatkan sepak bola dari rangkaian mala.

Persibo memberi cermin besar kepada kita tentang bopeng sepak bola yang menghalalkan segala cara. Tapi, Persibo juga meriwayatkan seperca asa tentang sebuah etos: keringat harus bercucuran sebelum mendekap kemenangan, aksi satu-dua di pertahanan lawan, dan kejelian seorang bertopi pet di luar lapangan.

Saya tak hendak berlebihan, tapi bayangkanlah tugas Persibo seperti tugas mahaberat untuk lepas dan terbebas dari skenario-skenario. Sebuah misi yang majenun: menghadirkan keadilan di lapangan bola.

Sebuah misi yang aneh, tentu saja. Seperti Don Quixote di kisah Cervantes yang masyhur itu. Seorang bau tanah dan petani kelewat lugu yang dengan gagah berani bermain dengan imajinasi: memimpikan keadilan, memimpikan perubahan. Don Quixote dan Sancho berkelana. Nama pertama menjadi kesatria, nama kedua menjadi pendamping setia. Mereka berperang melawan raksasa yang sejatinya hanya sebuah kincir angin. Gila. Konyol.

Tapi, kita kemudian tahu, kisah itu menyadarkan manusia bahwa selalu ada yang masih konsisten merawat kebajikan di tengah rimbun penyelewengan.

Begitulah Persibo mungkin bisa diilustrasikan. Tim ini tidak dibekingi orang berpengalaman macam Vigit Waluyo yang ada di kubu Deltras Sidoarjo. Kemenangan tim ini juga tak pernah disambut sujud syukur seorang petinggi PSSI. Sebaliknya, Persibo justru berkali-kali dicurangi.

Saya hampir putus asa saat menyaksikan perjuangan Persibo di babak delapan besar yang digelar di Sidoarjo. Persibo dihajar habis-habisan oleh wasit, dihukum tiga penalti yang aneh dan mengada-ada.

Melawan Persidafon Dafonsoro, selama 90 menit Persibo dilimbur ketidakadilan. Gol Perry Sahkolie dianulir wasit. Kiper Persibo Heri Prasetyo ditampar pemain Persidafon, tapi wasit diam saja. Puncaknya, pada menit ke-76, Persidafon mendapat hadiah penalti. Padahal, ribuan orang sore itu melihat dengan jelas bahwa Patrick Wanggai, yang berduel dengan Slamet Sampurno, terjatuh di luar kotak penalti. Pelanggaran juga masih bisa didebatkan karena dua pemain itu sama-sama terjengkang saat berduel di udara.

Kala bersua dengan Deltras, Persibo sempat unggul 1-0 saat pertandingan baru saja dimulai. Namun, setelah itu wasit kian menggila. Ini jelas-jelas sebuah rekayasa yang terus-terang. Kongkalikong yang terang benderang. Persibo akhirnya takluk lewat dua penalti aneh yang dieksekusi oleh Fahmi Amiruddin.

Dari pinggir lapangan pelatih Persibo Sartono Anwar marah besar. “Sama bangsa sendiri saja seperti ini,” protesnya ke pengawas pertandingan. Sang sasaran protes hanya tersenyum simpul sambil menepuk bahu Sartono.

“Wasit kurang ajar. Deltras diperkuat 14 orang, bagaimana bisa menang coba?” kata Manajer Persibo Taufiq Risnendar.

Siapa saja yang mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia, pasti dibuat terheran-heran dengan kemenangan Deltras. Berbagai kemenangan Deltras diiringi penalti-penalti aneh. Total ada 15 penalti yang mengiringi perjalanan Deltras, tiga di antaranya didapat saat babak penentuan delapan besar. Kompas menulis, “Percayalah, ’tangan ajaib’ selalu menyertai Deltras.”

Dengan nada masygul, Kompas juga menulis, “…dia (Fery Aman Saragih, kapten Deltras) lebih sering tertangkap ’terjatuh’ di kotak penalti, bahkan ketika sedang tidak bertabrakan dengan lawan.”

Saya mengronik sejumlah berita pertandingan Deltras, dan yang ada isinya cuma protes pihak musuh tentang hukuman penalti. Saya kutipkan satu saja di sini komentar dari Manajer PSIS Setyo Agung Nugroho, “Persiapan untuk menghadapi pertandingan ini, terasa sia-sia. Kami bukannya kalah dari segi teknik, tapi justru oleh faktor nonteknis. Dua penalti mengalahkan kami.” PSIS ditaklukkan Deltras lewat dua gol penalti Wahyu Gunawan menit ke-21 dan Satyo Husodo menit ke-64.

Karena itu, saat lolos ke babak final dan berjumpa lagi dengan Deltras di Solo, rasa gemas saya kian meluap-luap. Bagi sebagian Boromania, penggemar Persibo, babak final bukan urusan menggenggam medali, tapi keinginan membikin malu Deltras.

Tak mengherankan, begitu pemain Deltras memasuki Stadion Manahan, Solo, ribuan Boromania kompak menyanyikan lagu, “Selamat datang, raja penalti. Selamat datang, raja penalti.” Koor itu baru berhenti beberapa menit kemudian saat barisan pemain Persibo menjejakkan kaki di lapangan.

* * *

Dalam konteks ini, Persibo menghadapi ketidakpastian sekaligus kepastian. Ketidakpastian sebagai hakikat sepak bola yang mengandaikan 90 menit penuh debar dan gemetar. Kepastian sebagai akibat dari skenario mafia yang sudah tersusun rapi seperti ilmu pasti.

Rangkaian keculasan itulah yang membuat misi Persibo nyaris tak masuk akal. Persibo adalah tim di luar “skenario”. “Apa boleh buat, sejarah sepak bola Indonesia masih dalam tahap itu. Saya siap kecewa,” ujar Sartono dalam sebuah wawancara dengan Sohirin dari Koran Tempo. Sartono tahu, sepak bola Indonesia sudah lama mati sebagai olah raga.

Namun, misi gila itu berada di pundak yang tepat. Jejeran pemain penuh disiplin dengan permainan terskema yang dipimpin Victor da Silva dan M. Irfan. Barisan penyerang yang rajin macam Busari dan Perry Sahkolie. Penguasa sayap, Abel Cielo, yang tak kenal lelah menyisir lapangan. Tembok tangguh yang dikawal Slamet Sampurno dan dijaga Heri Prasetyo. Dan, tentu saja seorang bertopi pet di luar lapangan: Sartono Anwar.

Pada akhirnya, hidup selalu memberi ruang baru bagi imajinasi cemerlang. Nasib manusia memang tak sempurna, tapi keteguhan memberi akhir cerita yang berbeda. Sejarah menunjukkan bahwa tak selamanya yang culas bisa mendekap tampuk kuasa. Uang tetap tak bisa bermain sepak bola.

Skenario itu patah: Persibo Bojonegoro jadi juara.

Kamis, 06 Mei 2010

JADWAL 8 BESAR LIGA JOSS

Kamis, 06 Mei 2010 0

Inilah awal jalan perjuangan kita untuk promosi ke Super Liga. Berdasarkan jadwal 8 besar liga joss yang di rilis oleh CEO PT Liga Indonesia pada 5 mei 2010
Persibo Bojnegoro bakal mengawali babak 8 besar dengan melawan Persipasi Kota Bekasi pada 18 mei 2010


Inilah jadwal selengkapnya :

SELASA 18-Mei-10
PERSIPASI KOTA BEKASI - PERSIBO BOJONEGORO > 19.00 WIB > GELORA DELTA

KAMIS 20-Mei-10
PERSIDAFON DAFONSORO - PERSIBO BOJONEGORO > 19.00 WIB > GELORA DELTA

MINGGU 23-Mei-10
PERSIBO BOJONEGORO - PS. DELTRAS SIDOARJO > 15.30 WIB > GELORA DELTA

Mari kita dukung persibo sekarang dan selamanya
Oranyekan gelora delta!

Best Regard
BOROCYBER

[boboholic]

Selasa, 27 April 2010

Empat Kota Tuan Rumah 16 Besar PI

Selasa, 27 April 2010 0

Jakarta (ANTARA News) - PT Liga Indonesia menetapkan empat kota tuan rumah babak 16 besar Piala Indonesia (PI) 2010 yakni Palembang, Bandung, Malang, dan Jayapura.

CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, di Jakarta Selasa mengatakan, penentuan empat kota tuan rumah ini dengan berbagai pertimbangan kesiapan kota-kota tersebut sebagai tuan rumah.

Menurut Joko, penentuan diantara soal verifikasi yang akan dilakukan diantaranya adalah kelayakan infrastruktur meliputi stadion dan pendukungnya, kesiapan panitia pelaksana serta animo masyarakat dalam menonton sepak bola serta termasuk izin pertandingan.

Babak 16 Besar Piala Indonesia ini sendiri akan dilaksanakan mulai 7 Hingga 13 Mei.

"Drawing babak 16 besar Piala Indonesia akan dilaksanakan pada Rabu di televisi RCTI," katanya.

Ia menyatakan, untuk empat klub Divisi Utama yang lolos babak 16 Besar Piala Indonesia ini akan disebar.

"Maka setiap grup akan masuk satu klub Divisi Utama. Untuk Persik Kediri, Persija, Persebaya dan Samarinda sebagai seeded kedua akan disebar. Selain itu, sisanya akan dibagi," katanya.

Setelah kota tuan rumah ditetapkan, tahapan selanjutnya akan melakukan drawing bagi 16 klub yang telah lolos ke putaran kedua Piala Indonesia 2010.

Sesuai dengan rencana, babak 16 besar akan terbagi atas empat grup. Drawing sendiri akan dilaksanakan di Stasiun televisi RCTI jakarta, sebagai media partner Piala Indonesia pada Rabu.

Minggu, 25 April 2010

Yang Tersisa Dari Perayaan Itu

Minggu, 25 April 2010 0


















Kamis, 22 April 2010

Mundur lagi.. Mundur lagi.. Mundur lagi..

Kamis, 22 April 2010 2

JAKARTA: Babak delapan besar Kompetisi Divisi Utama 2009/2010 yang sedianya bakal digelar mulai 29 April 2010 di Stadion Andi Matalatta, Makasar dan Stadion Gelora Deltra, Sidoarjo, mundur.

PT Liga Indonesia (LI) bakal menggelar babak delapan besar untuk perebutan tiket promosi ISL musim depan, mulai 18 Mei mendatang.

"Memang jadwal delapan besar kami undur. Ini dikarenakan waktu yang mepet sekali, antara tim peserta babak delapan besar, yang lolos ke babak 16 besar Piala Indonesia. Selain itu, permasalahan penentuan tim ke empat di grup A babak delapan besar, antara Persikabo dan Mojokerto Putra yang bakal lolos sampai hari ini belum bisa dipastikan,” kata CEO PT LI, Joko Driyono kepada Harian Jogja, Kamis (22/4).

Joko mengungkapkan, pemunduran jadwal terpaksa dilakukan menyusul keinginan dari PT LI dan juga PSSI untuk tidak terjadi over lapping terhadap pelaksanaan babak delapan besar dengan Piala Indonesia. Dengan pemunduran jadwal tersebut, PT LI akan memanfaatkan waktu yang ada untuk menyusun jadwal pertandingan di babak delapan besar.

Rabu, 21 April 2010

16 Besar Piala Indonesia Di Empat Kota

Rabu, 21 April 2010 0
PT Liga Indonesia memutuskan babak 16 besar Piala Indonesia 2010 akan digelar di empat kota mulai 8 hingga 17 Mei mendatang.

Joko Driyono


CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengatakan, empat kota yang berpeluang menjadi tuan rumah akan diambil dari delapan kota yang saat ini menjadi tuan rumah babak 32 besar.

Delapan kota itu adalah Palembang (Sumatra Selatan), Karawang (Jawa Barat), Kediri , Malang , Surabaya, dan Lamongan (Jawa Timur), Samarinda (Kalimantan Timur), dan Jayapura (Papua).

“Di luar delapan kota itu ada dua kota yang berpeluang menjadi tuan rumah, yaitu Makassar dan Bandung,” kata Joko saat dikonfirmasi.

Untuk menjadi tuan rumah, Bandung dan Makassar terlebih dahulu harus lolos verifikasi yang dilakukan PT Liga Indonesia.

Verifikasi yang akan dilakukan diantaranya adalah kelayakan infrastruktur meliputi stadion dan pendukungnya, kesiapan panitia pelaksana serta animo masyarakat dalam menonton sepak bola.

“Yang jelas akhir bulan ini semuanya telah diputuskan terutama kota-kota yang akan menjadi tuan rumah babak 16 besar,” lanjut Joko.

Setelah kota tuan rumah ditetapkan, tahapan selanjutnya akan melakukan drawing bagi 16 klub yang telah lolos ke putaran kedua Piala Indonesia 2010. Sesuai dengan rencana, babak 16 besar akan terbagi atas empat grup.

Persibo Bojonegoro yang berada di Grup D telah dipastikan lolos ke babak 16 besar bersama Persik Kediri.

Selasa, 20 April 2010

LOGO ULTRAS MALWAPATI 1949 [ultras persibo]

Selasa, 20 April 2010 0

Sabtu, 17 April 2010

Manajemen Persibo Antusias Sambut Kemenangan

Sabtu, 17 April 2010 0

Kemenangan tipis Persibo Bojonegoro atas Persitara pada laga awal Piala Indonesia di Stadion Soepriyadi, Blitar, disambut suka cita oleh segenap manajemen. Bahkan, pihak manajemen menyanjung para pemain yang dengan gigih bisa mengalahkan lawannya yang satu tingkat kompetisi di atas Laskar Angling Dharma.

Kepada beritajatim.com, Sabtu (17/4/2010), Asisten Manajer Bidang Teknis Persibo Bojonegoro, Imam Sardjono menjelaskan, jika pihaknya cukup senang dengan kemenangan prestisius ini. "Lawan kita adalah tim dari Indonesia Super League (ISL), jadi kita pantas berbangga diri," terangnya.

Menurut Sardjono kemenangan ini adalah target yang sejak awal telah diusung oleh manajemen dan telah disosialisasikan kepada segenap pemain maupun pelatih. "Kami telah mengucapkan selamat kepada para pemain dan segenap official," terang Sardjono.

Dijelaskan, selain mengucapkan selamat, menajemen juga akan segera memberikan bonus seperti yang dijanjikan kepada pemain, jika menang ataupun seri saat pertandingan.

Ditanya mengenai jalannya pertandingan, Sardjono menegaskan, jika pada 45 babak pertama, para pemain Persibo sedikit hati-hati. Sehingga, permainan mereka tidak berkembang.

Akibatnya, permainan monoton dan sedikit tercipta peluang yang berbahaya di depan gawang lawan. Tetapi, itu tidak berlaku pada babak pertama. Yakni, saat Abel Ciello menjadi aktor kemenangan tim dengan mencetak satu gol dan satu konstribusi. "Permainan Abel Ciello memang luar biasa, dan itu didukung dengan tim yang bagus," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, jika pada menit ke-48 Abel Ciello berhasil melesakkan gol ke gawang Persitara melalui proses yang luar biasa. Dari sebelah kiri pertahanan Persitara, ia membawa bola dengan skill yang luar biasa dan melewati beberapa pemain. Hingga ia tinggal berhadapan dengan Rivki Mokodompit dan merubah skor menjadi 1-0.

Setelah itu, Abel Ciello memberikan assist kepada Melky Pekey pada menit 56 dan terjadilah gol yang kedua. Proses gol kedua juga tak kalah cantiknya dengan gol pertama.

Sementara itu Persitara berhasil memperkecil kedudukan melalui Abdul Rachman pada menit ke 89 babak kedua. Sehingga, skor akhir tetap 2-1 untuk Laskar Angling Dharma.

DIBAYAR CIDERA 2 PEMAIN

Namun, kemenangan tim kebanggaan warga Kota Ledre tersebut harus dibayar mahal. Dua pemain andalan Persibo, yakni stopper Steven Eko dan gelandang M Irfan mengalami cedera serius. Keduanya harus ditandu ke luar lapangan di babak pertama.

Pasca sembuh dari cedera, Steven kembali dicoba pelatih Sartono Anwar berduet dengan Aris Tuansyah. Harapan untuk bisa menyelesaikan pertandingan harus dikubur Steven setelah dia berbenturan dengan pemain lawan ketika laga baru berjalan lima menit. Dia yang ditandu keluar kemudian diganti Slamet Sampurno.

Kehilangan Steven tak membuat lini belakang Persibo keropos. Duet stopper Aris-Slamet mampu menutup pergerakan pemain depan lawan. Penampilan gemilang penjaga gawang Herry Prasetyo juga membuat gawang Persibo aman dari kebobolan. Sembilan menit menjelang turun minum, Persibo harus kehilangan M Irfan setelah pemain plontos tersebut berbenturan dengan striker Persitara Tantan. M Irfan pun ditandu ke luar lapangan karena cedera di pinggul.

Jumat, 16 April 2010

Style Baru Sang Kapten

Jumat, 16 April 2010 1
Ada yang berbeda kalo melihat tampilan Aries Tuansyah, sang kapten kesebelasan Persibo Bojonegoro kemaren. Waktu berangkat menuju Blitar untuk melakoni laga melawan Persitara Jakarta utara pada ajang Piala Indonesia.

Di "blode" itulah gaya rambut "papae tama", sebelum berangakat ke blitar capten memang senganja meluangkan waktu untuk ke salon, untuk mengecat pirang rambutnya tersebut di sebuah salon kenamaan yang baru saja buka cabang di Bojonegoro itu

Semoga saja style baru itu memberikan semangat baru untuk mengarungi Piala Indonesia dan 8 besar Liga joss Indonesia,
Serta membawa prestasi untuk "il drago" Persibo Bojonegoro.



persibo on PIALA INDONESIA


INGIN PERTAHANKAN TRADISI BAGUS DI PIALA INDONESIA

Persibo Bojonegoro tak ingin hanya numpang lewat di babak penyisihan Piala Indonesia. Manejemen tim berjuluk Laskar Angling Dharma ini siap meberikan suntikan ekstra agar Aris Tuansyah dkk setel kenceng di setiap laganya. “Kita inginnya ya lolos (dari babak penyisihan),” kata Asisten Manejer Bidang Keuangan Abdul Mun’im.

Dia menuturkan, karena ingin lolos dari babak penyisihan, maka manejemen tim perlu memberikan rangsangan bonus agar pemain bisa tampil maksimal di lapangan hijau. Untuk setiap kemenangan di Piala Indonesia, tim polesan Sartono Anwar ini bakal mendapatkan bonus sama dengan ketika menjalani laga away di kompetisi divisi utama. “Kalau nilainya Rp 25 juta setiap kali menang,” ujarnya.

Tak hanya saat menang tim berkostum kebesaran oranye ini mendapatkan bonus. Hasil seri pun tetap dihargai. “Nilainya Rp 15 juta.” imbuh Mun’im.

Dengan suntikan bonus tersebut, kata dia, manejemen tim berharap para pemain Persibo bisa menunjukkan hasil maksimal. “Meski tidak fokus utama (Piala Indonesia) tapi manejemen berharap Persibo tidak sekedar ikut atau menjadi penggembira saja di Piala Indonesia. Kita ingin pertahankan tradisi bagus kita setiap tampil di Copa Indonesia,” katanya.
 
BOROMANIA CYBER DEPARTEMENT ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates